Rabu, 25 Mei 2011

BUKU ADALAH JENDELA DUNIA

Buku adalah gudang ilmu, membaca adalah
kuncinya. Buku adalah jendela dunia. Pepatah-pepatah itu tentu sudah tidak asing lagi di
telinga kita. Pepatah yang menurut saya, tak pernah
usang oleh waktu. Dan ini saya yakini dengan
sepenuh hati. Tentu saja, karena buku harus menjadi
sahabat dalam hidup kita. Buku juga harus menjadi
bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita. Dengan buku kita bisa melihat sisi lain dari dunia kita
ini yang ternyata sangat bermacam-macam
bentuknya. Membuat kita bisa mengetahui apa yang
sebelumnya tidak kita ketahui. Beberapa sifat buku yang menurut saya patut menjadi
alasan untuk kita mencintainya adalah pertama, karena buku selalu up to date. Walaupun buku telah
berumur puluhan bahkan ratusan tahun, tapi buku
selalu menyimpan informasi yang akurat sebagai
media untuk mengetahui data peradaban yang ada
saat itu. Kedua, karena buku selalu kaya dengan imajnasi. Membayangkan apa yang tertulis di buku
membuat kita seperti membangun imajinasi versi
pikiran kita sendiri. Mengajak diri kita untuk berkreasi
dengan menenggelamkan diri dalam alur atau setting
yang terdapat dalam buku. Itu menjadikan kita belajar
untuk mengerti dunia lain yang sebelumnya tak pernah terpikir oleh kita. Dan ketiga, dengan membaca buku dapat membuat kita tergerak untuk
menulis. Mendeskripsikan sesuatu hal menurut
kacamata kita sendiri. Menulis membuat kita bebas
menciptakan dunia yang ingin kita bangun. Kita bisa
mengungkapkan apa yang kita rasakan. Dan menulis
adalah sarana yang paling efektif dalam mengungkapkan perasaan. Juga bisa menawarkan
pemikiran baru pada orang lain. Buya Hamka, seorang penulis dan ulama besar
Indonesia pernah berkata kepada muridnya : “Cobalah tulis dari hatimu dahulu. Tangkap ide yang berkelebat agar tak segera lenyap. Alirkan apa saja
emosi dan pikiran yang ada di benak dan hatimu.
Biarkan ia mengalir sebebas-bebasnya hingga
mencapai keutuhan dan garis besar tulisan. Setelah
itu barulah kumpulkan serta siapkan data-data
pendukung dalam tulisanmu agar ia lebih berbobot dan argumentatif.” Membaca adalah salah satu modal kita untuk semakin
bisa mencintai ilmu. Imam Ali berkata : “Tubuh kita ini selalu melewati enam keadaan : sehat, sakit, mati, hidup tidur, dan
bangun. Hidupnya hati adalah berkat bertambahnya
ilmu, dan matinya adalah akibat ketiadaan ilmu.
Sehatnya hati adalah berkata keyakinan, sakitnya
adalah keraguan. Tidurnya hati adalah kelalaian, dan
bangunnya hati berasal dari dzikir yang dilakukan. ” Membaca tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada
istilah berhanti untuk menggali ilmu. Seandainyapun
kita diberitahukan bahwa besok akan mati, maka kita
harus tetap terus belajar. Kunci agar kita selalu mau belajar adalah jangan
pernah menganggap diri kita selalu pintar. Anggaplah
diri kita selalu kurang. Sehingga, kita akan selalu haus
akan ilmu pengetahuan. Ingatlah, bahwa setiap hari
ilmu di dunia akan selalu bertambah dan berubah
mengikuti perkembangan jaman. “Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba
cukup.” (QS. Al-Alaq : 6-7) Dengan banyak belajar, maka kita bisa membedakan
mana yang baik untuk kita ikuti dan mana yang tidak
semestinya kita jalani. Dan bukankah Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di
beri ilmu pengetahuan beberapa derajat? Maka tak
ada alasan lagi bagi kita sebagai umat muslim untuk
terus menerus berusaha mencari ilmu yang
bermanfaat dengan sebanyak-banyaknya. “Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu, keungggulan bukanlah suatu perbuatan
melainkan sebuah kebiasaan. (Aristoteles) Dari Mua’adz bin Jabal r.a, ia berkata : “Pelajarilah ilmu, karena mempelajarinya adalah kebaikan,
mencarinya adalah ibadah, mengingatnya adalah
tasbih, mendalaminya adalah jihad, mengerjakannya
kepada orang yang belum mengerti adalah sedekah,
mengingatkannya kepada orang yang sudah
mengerti adalah taqqarub. Ilmu adalah teman di waktu sepi, kawan dalam pengasingan, penunjuk
jalan kesenangan, penolong dalam kesulitan, hiasan
di tengah-tengah kawan, dan senjata dalam
menghadapi musuh. Ilmu dapat menghidupkan hati
dari kebodohan, pelita dari kegelapan, kekuatan dari
segala kelemahan, sarana untuk mencapai derajat orang-orang yang baik sewaktu hidup di dunia
maupun di akhirat. Ilmu merupakan pemimpin dan
amal adalah pengikutnya.” Maka, teruslah menjalin persahabatan yang erat
dengan buku. Rasakan kehadiran mereka sebagai
jendela untuk kita melihat masa depan di hadapan.
Jadikan keberadaan mereka sebagai jembatan untuk
kita berusaha menjadi makhluk Allah yang mencintai
ilmu. Wallahu’alam bish-shawab. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar